Baca Cepat
5 Hal Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Menghadapi Resesi Ekonomi Global 2023
Resesi ekonomi dunia. Belakang ini isu resesi ekonomi global tahun 2023 semakin merebak. Bahkan pemerintah Indonesia sendiri sudah mewanti-wanti akan hal tersebut. Sebelumnya pada acara BUMN Startup Day, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa ‘’Lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sangat sulit, dan di tahun depan akan lebih gelap”. Serupa dengan Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani juga sudah memperingatkan bahwa ekonomi global berisiko menghadapi resesi pada tahun 2023. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya pengetatan terhadap kebijakan moneter dengan menaikan suku Bunga pada beberapa bank sentral negara. Resesi adalah kondisi ketika produk domestic bruto (PDB) menurun. PDB bisa di artikan juga dengan indicator pertumbuhan ekonomi.
Apa dampaknya terhadap Indonesia? Dan bagaimana kita harus bertindak? Pada kesempatan kali ini urbanciaga akan menyajikan artikel terkait Resesi global 2023. Simak ulasannya berikut ini.
Ancaman Resesi Ekonomi Global 2023
Presiden World Bank Group, David Malpass mengungkapkan bahwa seluruh bank sentral dunia sudah menaikan suku bunganya dan kebijakan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut di tahun depan. Sebenarnya apa yang menyebabkan terjadinya resesi ekonomi global? Singkatnya seperti ini, Inflasi di Amerika Serikat (AS) saat ini sudah mencapai 9,1 % ini merupakan yang terburuk dalam 41 tahun terakhir. Inflasi adalah suatu kondisi dimana harga suatu barang dan jasa secara umum terus menerus mengalami kenaikan harga.
Salah satu upaya dalam mengatasi inflasi tersebut agar tidak terus naik, bank sentral AS yaitu The Fed perlu menaikkan suku Bunga. Hasilnya justru malah membuat mata uang AS yaitu Dollar semakin menguat terhadap mata uang negara lain. Nah upaya Indonesia agar Rupiah tetap terjaga valuasinya, Bank Indonesia yang merupakan bank sentral ikut menaikan suku bunga. Ekonomi global seperti domino kalua salah satu jatuh dan yang lainnya tidak dapat dipertahankan, maka akan meruntuhkan semuanya.
3 Faktor Yang Menyebabkan Resesi Ekonomi Global
1. Pandemi
Domino pertama terjadi saat pandemic Covid 19. Cara ekonomi dunia bekerja adalah karena adanya perputaran uang, perputaran yang begitu besar ini stop karena adanya pandemic. Ekonomi bukan tentang berapa banyak uang yang ada, tapi seberapa banyak perputaran uang tersebut. Dampak pandemic dan apa yang dilakukan AS selama pandemic adalah awal mula resesi ekonomi dunia.
Semua negara ingin uang bisa berputar, jadi apa yang mereka lakukan? Negara Amerika Serikat mencetak uang tidak terbatas sebanyak-banyaknya. Saat itu pandemic melanda AS mencetak uang jauh lebih banyak dibandingkan dengan apa yang mereka sudah print selama berapa puluh tahun terakhir. Awalnya tujuan pemerintah Amerika serikat ingin memberikan uang gratis kepada warganya yang terdampak pandemic agar mereka bisa bertahan hidup dan supaya uang tersebut dipakai untuk memutarkan ekonomi.
Saat pandemic semuanya shutdown, stock market atau bursa saham hancur. Namun stock market tidak berbanding lurus dengan ekonomi, tapi kenapa mereka bisa recovery secepat itu? Karena ada perputaran uang disana. Topik yang menjadi domino itu bukan stock market.
Orang mendapatkan uang gratis tanpa harus melalkukan apa-apa, secara psikologis mereka akan membuat keputusan yang tidak rasional dan kebanyakan yang akan dilakukan mereka adalah invest di property. Jika dilihat semua krisis ekonomi salah satu yang paling besar adalah Krisis property seperti pada tahuan 2008. Keputusan yang kesannya sepele ternyata bisa menjadi dampak yang sangat mengerikan.
2. Inflasi
Apa dampak dari pandemic dan keputusan negara AS dalam mencetak uang banyak merupakan awal dari resesi ekonomi dunia. Ketika pandemic belum sepenuhnya usai, muncul permasalahan baru lagi yaitu perang Ukraina dan Rusia. Rusia merupakan salah satu negara yang menghasilkan minyak terbesar. Hampir semua negara didunia bergantung dengan minyak dari rusia, dan hampir seluruh negara didunia memakai minyak sebagai sumber energi dan listrik. Saat ini rusia sedang di embargo oleh banyak negara, namun disisi lain negara-negara tersebut juga membutuhkan minyak dari rusia. Ini yang meyebabkan inflasi dunia semakin bertambah. Inflasi adalah suatu kondisi dimana harga suatu barang dan jasa secara umum terus menerus mengalami kenaikan harga.
Basic konsep dari inflasi adalah peredaran uang terlalu banyak dan harga-harga semuanya naik saat ini. Awalnya dengan banyak uang dicetak mereka berharap orang-orang akan menghabiskan uang, sesimple rumus ekonomi mebuat semua harga naik. Niat semua negara yang seharusnya baik untuk memberi uang ke warganya agar ekonomi berputar, namun ternyata keputusan tersebut menjadi serangan balik dan mereka telat menyadarinya. Uang menjadi terlalu banyak dan harus segara ditarik dari peredaran serta memastikan harga-harga tidak naik.
3. Kebijakan Pengetatan Moneter atau Tighting dan Naiknya Suku Bunga
Seluruh dunia termasuk Indonesia menaikan suku bunga, banyak yang tidak mengerti kenapa hal tersebut berdampak kepada inflasi. Singkatnya jika bank menaikan suku bunga maka bunga minimun dari bank yang harus disediakan seperti untuk pinjaman dan apapun itu harus ikut naik. Harus ada alasan bagi orang untuk lebih memilih memasukan uang mereka ke asset-aset yang lebih pasif dibandingkan asset yang lain. Basic konsepnya menaikan suku bunga membuat orang ingin menyimpan uang di bank dibandingkan mereka harus mengeluarkan uang, dengan harapan peredaran uang berkurang dan inflasi terjaga. Namun ada sisi lain dari tightening dan menaikan suku bunga. Suku bunga naik berdampak pada hal yang terkait utang, seperti pinjaman bank, KPR, cicilan dan lain sebagainya semua ikut juga naik.
Dampak dari Resesi Ekonomi Global
Banyak Startup Hancur
Akibat dari resesi ekonomi dunia adalah banyak startup bangkrut. Kalian mungkin pernah mendengar salah satu Venture Capital terbesar dan merupakan pendana modal ke banyak strartup di dunia yaitu soft bank mengalami kerugian yang sangat besar. Dampaknya adalah kepada kebanyakan startup mau di global ataupun dunia. Tech stock yang sifatnya teknologi mungkin masih merugi sampai sekarang dan sahamnya turun drastis. Peredaran uang ke high risk asset menjadi tidak menarik lagi jika suku bunga terus dinaikan. Mencari Modal akan menjadi jauh lebih sulit karena VC selaku tempat pemberi modal saat ini lebih menghindari untuk melakukan invest ke yang sifatnya high risk asset mereka lebih memilih invest ke hal yang sifatnya berisiko rendah. Salah satu dampak besarnya kepada startup adalah banyaknya PHK kepada karyawannya dan banyak dari startup bangkrut.
Krisis Ekonomi dan Pangan
Eropa masih sangat bergantung erat dengan sumber energi dari Rusia. Saat ini krisis yang mereka hadapi tidak sesepele yang kalian pikir, krisis pangan mulai menghampiri selain krisis energi. Bahkan ada salah satu kanal berita menyebutkan bahwa harga tagihan listrik sangat naik yang menyebabkan mereka tidak bisa mengeluarkan uang untuk hal lain. Serta krisis pangan yang menyebabkan beberapa negara di eropa mengalami kelaparan. Ditambah saat ini di negara eropa sedang mengalami musim gugur dan sebentar lagi akan memasuki musim dingin dimana energi sangat dibutuhkan seperti untuk pemanas dan lainnya. Krisis energi di Eropa akan juga berdampak ke hampir semua negara. Termasuk negara berkembang seperti Indonesia.
Jatuhnya sektor Properti
Dampak dari Resesi ekomomi yang paling menakkutkan adalah jatuhnya sektor properti. Aset investasi terbesar mayoritas orang di dunia adalah rumah atau property. Ada yang menganbil KPR sampai 20-30 tahun, hal ini akan menjadi investasi terbesar di hidup mereka. Bagaiman jika market sector perumahan properti jatuh atau hancur? Ada beberapa dampak yang akan terjadi diantaranya :
- Banyak orang yang tidak bisa membayar KPR
- Harga sector Perumahan menjadi turun drastic
- Bunga pinjaman naik pesat
Pada tahun 2008 pernah terjadi krisis sector property sampai banyak orang harus mengeluarkan sesuatu yang dijadikan sebagai jaminan jika tidak bisa membayar KPR atau biasa disebut collateral. Selain menjadi investasi terbesar, KPR juga bisa menjadi hutang terbesar jika krisis sektor property terjadi. Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, saat terjadinya kebijakan mencetak uang sebanyak-banyaknya, salah satu asset spekulatif yang diinvest adalah sector property. Mengapa disebut spekulatif karena uang yang mereka terima sebelumnya gratis, golongan lower class dan middle clash menganggap invest di property itu aman. Mereka tidak berpikir jika uang yang diberikan pemerintah secara gratis tidak selamanya. Mereka juga tidak berfikir jika saat kebijakan uang dicetak sebanyak mungkin, pengetatan serta suku bunga belum terjadi dan naik. Jika krisis ekonomi ini berkepanjangan dan sampai mengenai sector property aka nada banyak orang yang bisa kehilangan semua asset mereka demi bisa membayar KPR rumahnya.
Dampak Umum Krisis Ekonomi
- Banyak orang yang akan kehilangan pekerjaannya karena akan terjadi PHK besar-besaran
- Dana darurat yang akan terus terpakai
- Kehilangan rumah
Salah satu hal yang paling mengerikan jika krisis sector perumahan terjadi yang sebelumnya orang-orang banyak yang membeli rumah kemudian membuat harga rumah naik dan akibat krisis ekonomi semua orang tidak bisa membayar rumahnya.
Dampak Krisis Ekonomi Dunia Yang Bisa Terjadi di Indonesia
- Pasar keuangan akan mengalami tekanan pada nilai tukar rupiah dan saham
- Bisa berdampak pada sector rill seperti ekspor
- Naiknya harga energi dan pangan
- Crypto, forex serta instrument saham lainnya akan menurun
- Banyak perusahaan yang bisa bangkrut akibat kesulitan ekonomi
- Tingkat pengangguran akan bertambah karena banyak orang yang terancam kehilangan pekerjaan.
5 Hal Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Menghadapi Resesi Ekonomi Global
1. Kurangi pengeluaran yang tidak diperlukan
Mulailah untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu apalagi menambah utang yang sifatnya konsumsif. Tujuannya jika nanti tiba-tiba tidak memiliki penghasilan lagi di tengah resesi ekonomi, kalian bisa terbiasa hidup sederhana. Jika memungkinkan segera lunasi hutang yang ada atau kalua pun dirasa masih sulit untuk dilunasi, coba untuk melakukan negosiasi ke Lembaga keuangan tersebut.
2. Disiplin Dalam Pengelolaan Uang
Pastikan kalian memiliki dana darurat yang cukup, jika memungkinkan besarnya seperti 6 bulan pengeluaran kalian. Tujuannya untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi di tahun 2023. Buatlah perencanaan keuangan yang disiplin dan sisihkanlah porsi dana untuk investasi yang lebih besar.
3. Jeli dalam melihat peluang
Di tengan krisis biasanya selalu ada banyak peluang salah satunya saham-saham berfundamental bagus yang dijual murah. Gunakan kesempatan tersebut menjadi peluang dalam mempersiapkan resesi ekonomi global yang akan terjadi.
4. Atur Kembali Portofolio Investasi
Atur Kembali Portofolio Investasi, apalagi jika kalian sebelumnya sudah mempunyai banyak dana darurat pada instrument investasi yang berisiko. Seperti saham, cek Kembali portofolio investasi kalian apakah sudah sesuai dengan profil resiko serta strategi investasi yang kalian gunakan.
5. Jangan Panik
Tetap lakukan aktivitas dan jangan berlebihan melakukan aktivitas konsumsi. Sebab hal tersebut bisa dalam membantu ekonomi nasional kita tetap berjalan dan berkembang. Hiduplah sewajarnya serta tidak perlu panik.
Resesi ekonomi global ini bukanlah hal yang bisa dibiarkan begitu saja, karena dampaknya akan sangat besar teruatama pada diri kita sendiri. Mulailah persiapkan dari sekarang, lakukan hal yang paling mudah terlebih dahulu yaitu berhemat. Dengan berhemat kita bisa menabung lebih banyak dana yang akan kita gunakan jika nantinya resesi krisis ekonomi menghampiri. Itulah 5 hal yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi resesi ekonomi global 2023 yang urbanciaga dapat sajikan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi pembaca.